
Maka ia mencari-cari pemilik
kalung tersebut di kerumunan jemaah haji, sehingga seseorang mengatakan
kepadanya bahwa ada seorang Kakek yang sudah tua mencari kalungnya yang hilang.
Maka Abu Aqil mendatangai Kakek
tersebut dan menanyakannya:
" Apa anda mempunyai
sebuah kalung ? "
Kakek itu menjawab "
Iya".
" Apakah hilang ?
"
Kakek itu menjawab " Ya
"
" Bagaimana
ciri-cirinya"
Kakek tersebut menjelaskan ciri-cirinya
dan ia pun memberikan pada Kakek tersebut
" Ambillah, ini adalah kalungmu dan saya sudah mencari-carimu semenjak dari awal haji dulunya".
" Ambillah, ini adalah kalungmu dan saya sudah mencari-carimu semenjak dari awal haji dulunya".
-
Saat musim haji berakhir,
Abu Aqil menuju ke Baitul Maqdis dan melewati Syam sebelum pulang ke kampung
halamannya. Maka sampailah ia disebuah mesjid di Halab dalam cuaca yang begitu
dingin menusuk dan menunaikan sholat di sana. Ia tak memiliki apa-apa, berada
dalam keadaan lapar hingga akhirnya ia tertidur di mesjid tersebut.
Pada saat subuh datang,
masyarakat melihat Abu Aqil yang sudah berada duluan di dalam mesjid. Mereka
memintanya untuk mengimami mereka sholat subuh dan kemudian mereka mengatakan
bahwasannya Syeikh yang biasa menjadi imam sholat telah meninggal dan tak ada
yang bisa mengimami sholat di antara mereka. Setelah subuh pertama tersebut,
mereka meminta Abu Aqil agar lebih lama lagi bersama mereka dan mengimami sholat,
hingga berjalan beberapa waktu lamanya.
Hingga pada suatu hari,
jamaah bercerita kepada Abu Aqil bahwasannya Syeikh yang biasanya menjadi imam
di mesjid tersebut meninggalkan seorang anak perempuan yang belum menikah. Maka
jamaah mesjid menawarkan kepada Abu Aqil untuk menikahinya agar nantinya Abu
Aqil bisa tinggal besamanya dan mengimami mereka sholat.
Abu Aqil menjawab, " Ya
saya mau menikahinya, akan tetapi saya tidak punya apa-apa, saya seorang yang
miskin".
Para jamaah menjawab," Insyaallah
dia adalah wanita yang baik, sholehah dan kehidupannya juga cukup. Dia
mempunyai sebuah rumah peninggalan ayahnya yang hanya dia tinggalinya seorang
diri, kami akan membantumu untuk menikahkanmu dengannya".
Berkat bantuan jamaah,
akhirnya Abu Aqil menikahi wanita tersebut dan tinggal bersamanya kemudian
dinobatkan menjadi Imam sholat bagi jamaah di mesjid tersebut.
-
Hingga suatu hari Abu Aqil
melihat kalung yang dulunya ia temukan sewaktu haji dipakai oleh istrinya.
Maka Abu Aqil berkata:
Subhanallah, dari mana engkau mendapatkan kalung mutiara ini ?.
Istrinya menjawab,"
Kalung ini adalah milik ku".
"Bagaimana mungkin bisa
ini adalah kalungmu",
Maka Abu Aqil menceritakan
peristiwa saat ia berhaji dulunya dan mendapatkan kalung tersebut dan ia
memberikannya kepada seorang Kakek tua.
Maka tak kala Abu Aqil
menceritakan peristiwa itu, istrinya berkata, " Kakek tua itu adalah Ayahku"
Maka istrinya mengatakan,"
Sesungguhnya Ayah saya pernah berdoa: Ya Allah, nikahkanlah anak perempuan saya
ini dengan laki-laki seperti pemuda yang telah mengembalikan kalung ini kepada
saya"
"Ayah saya juga telah menceritakan
peristiwa di musim haji tersebut dan memujimu dengan sifat amanahmu. Maka Ayah
saya berdoa agar saya menikah dengan seorang laki-laki seperti dirimu. Akan
tetapi Ayah saya tidak pernah mengetahui, bahwasannya Allah menjawab doanya dan
mempertemukanku dan menikahkanku dengan dirimu sesungguhnya.
*, Begitulah balasan tunai
bagi mereka yang menunaikan amanah, bahwasannya balasan yang akan diberikan
Allah lebih besar dari pada sebuah amanah yang kita tunaikan. Namun jika sebuah
amanah telah disia-siakan, maka tunggulah kehancuran *.
#Amanah membawa berkah =D
0 komentar:
Posting Komentar