Senin, 26 Juni 2017

KEJUJURAN DAN CINTA

Dikisahkan bahwasannya pada suatu ketika Abu Aqil menunaikan ibadah haji. Ia merupakan seorang ahli ilmu dan yang faqir dan tidak punya apa-apa kecuali perlengkapan pas-pasan untuk haji saja. Ketika menunaikan ibadah haji, ia menemukan sebuah kalung mutiara yang jika dijual bisa menjadikan seseorang kaya raya.

Maka ia mencari-cari pemilik kalung tersebut di kerumunan jemaah haji, sehingga seseorang mengatakan kepadanya bahwa ada seorang Kakek yang sudah tua mencari kalungnya yang hilang.

Maka Abu Aqil mendatangai Kakek tersebut dan menanyakannya:
" Apa anda mempunyai sebuah kalung ? "
Kakek itu menjawab " Iya".
" Apakah hilang ? "
Kakek itu menjawab " Ya "
" Bagaimana ciri-cirinya"
Kakek tersebut menjelaskan ciri-cirinya dan ia pun memberikan pada Kakek tersebut
" Ambillah, ini adalah kalungmu dan saya sudah mencari-carimu semenjak dari awal haji dulunya".
-
Saat musim haji berakhir, Abu Aqil menuju ke Baitul Maqdis dan melewati Syam sebelum pulang ke kampung halamannya. Maka sampailah ia disebuah mesjid di Halab dalam cuaca yang begitu dingin menusuk dan menunaikan sholat di sana. Ia tak memiliki apa-apa, berada dalam keadaan lapar hingga akhirnya ia tertidur di mesjid tersebut.

Pada saat subuh datang, masyarakat melihat Abu Aqil yang sudah berada duluan di dalam mesjid. Mereka memintanya untuk mengimami mereka sholat subuh dan kemudian mereka mengatakan bahwasannya Syeikh yang biasa menjadi imam sholat telah meninggal dan tak ada yang bisa mengimami sholat di antara mereka. Setelah subuh pertama tersebut, mereka meminta Abu Aqil agar lebih lama lagi bersama mereka dan mengimami sholat, hingga berjalan beberapa waktu lamanya.

Hingga pada suatu hari, jamaah bercerita kepada Abu Aqil bahwasannya Syeikh yang biasanya menjadi imam di mesjid tersebut meninggalkan seorang anak perempuan yang belum menikah. Maka jamaah mesjid menawarkan kepada Abu Aqil untuk menikahinya agar nantinya Abu Aqil bisa tinggal besamanya dan mengimami mereka sholat.

Abu Aqil menjawab, " Ya saya mau menikahinya, akan tetapi saya tidak punya apa-apa, saya seorang yang miskin".
Para jamaah menjawab," Insyaallah dia adalah wanita yang baik, sholehah dan kehidupannya juga cukup. Dia mempunyai sebuah rumah peninggalan ayahnya yang hanya dia tinggalinya seorang diri, kami akan membantumu untuk menikahkanmu dengannya".

Berkat bantuan jamaah, akhirnya Abu Aqil menikahi wanita tersebut dan tinggal bersamanya kemudian dinobatkan menjadi Imam sholat bagi jamaah di mesjid tersebut.
-
Hingga suatu hari Abu Aqil melihat kalung yang dulunya ia temukan sewaktu haji dipakai oleh istrinya.
Maka Abu Aqil berkata: Subhanallah, dari mana engkau mendapatkan kalung mutiara ini ?.
Istrinya menjawab," Kalung ini adalah milik ku".
"Bagaimana mungkin bisa ini adalah kalungmu",
Maka Abu Aqil menceritakan peristiwa saat ia berhaji dulunya dan mendapatkan kalung tersebut dan ia memberikannya kepada seorang Kakek tua.

Maka tak kala Abu Aqil menceritakan peristiwa itu, istrinya berkata, " Kakek tua itu adalah Ayahku"

Maka istrinya mengatakan," Sesungguhnya Ayah saya pernah berdoa: Ya Allah, nikahkanlah anak perempuan saya ini dengan laki-laki seperti pemuda yang telah mengembalikan kalung ini kepada saya"

"Ayah saya juga telah menceritakan peristiwa di musim haji tersebut dan memujimu dengan sifat amanahmu. Maka Ayah saya berdoa agar saya menikah dengan seorang laki-laki seperti dirimu. Akan tetapi Ayah saya tidak pernah mengetahui, bahwasannya Allah menjawab doanya dan mempertemukanku dan menikahkanku dengan dirimu sesungguhnya.

*, Begitulah balasan tunai bagi mereka yang menunaikan amanah, bahwasannya balasan yang akan diberikan Allah lebih besar dari pada sebuah amanah yang kita tunaikan. Namun jika sebuah amanah telah disia-siakan, maka tunggulah kehancuran *.


#Amanah membawa berkah =D

0 komentar:

Posting Komentar