Nabi Yusuf
memilih dipenjara dari pada harus menaati ajakan tuannya kepada kemaksiatan.
Nabi Yusuf berkata: Wahai Robku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi
ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak engkau hindarkan dariku tipu daya
mereka, tentu aku akan cenderung untuk memenuhi keinginan mereka dan tentulah
aku termasuk orang-orang yang bodoh. (QS Yusuf: 33).
Imam Abu
Hanifah pernah ditawari menjadi Qhadi namun dengan tegas beliau menjawab tidak.
Kekuasaan politik yang saat itu dikuasi pemimpin yang zholim, akan memanfaatkan
ketersohoran seorang Ulama demi mendukung kebijakan-kebijakan yang berada di
luar batas keadilah. Akhirnya penolakan itu berhadiah penjara dan jeruji besi.
Khalifah
Abu Ja'far pernah melarang Imam Malik untuk menyampaikan sebuah hadits, dengan
alasan politis karena akan merugikan posisinya. Namun seorang Ulama sekelas
Imam Malik paling pantang dibungkam dari kebenaran. Bahkan setelah mendapatkan larangan tersebut,
setiap kali beliau memulai majelis, hadis tersebutlah yang pertama kali beliau
sampaikan, sehingga membuat Abu Ja'far marah. Kemudian Imam Malik dihadiahi
sebuah hukman sehingga tanggannya kaku oleh kerasnya cambukan.
Imam Ahmad
Bin Hambal lebih menyukai penjara dari pada harus menggadaikan aqidahnya kepada
penguasa yang zhalim. Kekuatannya dalam mempertahankan akidah dan kebenaran
menjadikannya syahid di dalam jeruji besi setelah menerima penyiksaan yang
begitu berat.
Buya Hamka
pernah mendekam di penjara karena fitnah, ketika beliau mencoba menyuarakan
kebenaran. PKI yang saat itu berkuasa membuat Islam terpinggirkan yang akhirnya
Presiden Soekarno membubarkan partai Islam Masyumi. Namun selama dipenjara Buya
Hamka menghadiahi umat ini dengan sebuah kitab tafsir yang fenomenal, "Tafsir
Al-Azhar".
-
Apakah
dengan dipenjaranya para Ulama menjadikan mereka hina dan bungkam?. Tidak!!
Bahkan mereka akan semakin dihormati dan dicintai umat. Semangat dakwah mereka
tidak akan pernah terhalang oleh jeruji-jeruji besi, tidak akan pernah beku oleh
dinginnya hawa pejara, tidak akan terhenti oleh kerasnya siksaan. Bahkan mereka
semakin yakin, jalan itu semakin terlihat dan terang-benderang.
Penjara
bukanlah tempat yang ditakuti oleh para Ulama, lembaran-lembaran sejarah telah mencatat
tidak sedikit dari para Ulama dipenjara berhasil membakar semangat juang para
pewaris dakwah setelahnya, dan tidak sedikit dari mereka telah menghasilkan
karya besar dan fenomenal selama mendiami jeruji besi.
Ustadz
saya dulu pernah menyampaikan sebuah Anekdok atau apalah namanya, beliau
berkata" Antum belum dikatakan sebagai Ulama sebelum antum pernah mendiamai
jeruji besi".
Mungkin
benar apa yang beliau sampaikan, perjuangan para ulama akan selalu dihadapi
dengan kepetingan penguasa dan nafsu kekuasaan dan hal tersebut adalah hal yang
paling dibenci oleh para Ulama.
Para ulama
tidak pernah mengkhawatirkan keselamatan diri mereka selama dakwah ini tegak
kokoh berdiri. Jika mereka mati di atas kezholiman para penguasa, mereka akan
tersenyum menyambut panggilan Robnya dalam kesyahidan, namun hati mereka
menangis memikirkan nasib penerus dakwah yang mereka tinggalkan. Yang khawatir,
jika mereka menyerah dari kezhaliman, akan menjadikan perjuangan ini melemah,
karena para Ulama ibarat pembawa bendera dalam sebuah perperangan. Merekalah
para ulama penyemangat juang para pencinta sorga.
* Kriminalisasi
yang diterima Habib Riziq saat ini sudah lama saya bayangkan akan terjadi,
saat-saat mula Si Penista agama mulai meracuni keharmonisan tatanan kerukunan
di negeri ini. Bahkan saya memprediksi
jika saja Si Penista Hoax itu menang dalam pemilu Pilkada kemaren,
kriminalisasi yang akan diterima para ulama akan lebih keji dari yang sekarang
kita saksikan _Wallahu 'alam_. Namun Allah SWT maha kuasa dengan segala
kehendaknya, Allah memenangkan pemimpin muslim.
0 komentar:
Posting Komentar