Imam As-Suyuti mengisahkan bahwasannya
Imam Zamakhsyari, penulis tafsir fenomenal "Al-Kassyaf" hanya
memiliki satu kaki akibat diamputasi setelah mengalami kecelakaan dari
tunggangannya. Imam Zamakhsyari mengatakan, hal itu terjadi karena doa sang
Ibunya yang diijabah Allah SWT.
Semasa kecilnya, Sang Imam memiliki
seekor burung pipit dan ia mengikat kaki burung tersebut dengan benang. Saat
bermain-main, burung tersebut terlepas dari tangannya dan terbang, ia pun
mengejarnya sehingga ia memperoleh benang yang terikat pada kaki burung
tersebut. Kemudian
Zamakhsyari kecil menarik benang tersebut dengan kuat sehingga kaki burung
tersebut patah sehingga terpisah dari badannya.
Melihat perilaku
anaknya, Ibunda Zamakhsyari marah besar dan berkata: " Semoga Allah
memotong kakimu sebagaimana engaku memotong kaki burung tersebut.
Ketika Imam
Zamakhsyari tumbuh dewasa, kecintaannya pada ilmu mejadikannya selalu
berpetuanglang dalam mencari ilmu. Saat menuju perjalanan ke Bukhara, ia jatuh
dari tunggangannya dan kakinya patah, sehingga tidak mungkin lagi untu
disembuhkan. Solusi akhir dari pengobatannya adalah kakinya harus diamputasi
dan dipotong.
-
Wahai para Ibu…
Tahanlah
perkataan anda kepada anak-anak saat marah.
Bisa jadi
penyebab kegagalan mereka dalam pelajaran, kenakalan yang mereka perbuat, dan
sulitnya mereka menerima nasehat; disebabkan oleh ungkapan dan umpatan jelek para
Ibu yang secara sadar atau tidak sadar mereka ungkapkan saat memarahi
anak-anaknya. Karena ungkapan jelek dalam kemarahan para Ibu bisa menjadi doa
yang diijabah oleh Allah SWT.
Bukankah
Rasulullah SAW telah bersabda:
"Janganlah kalian mendoakan
keburukan kepada diri kalian, janganlah mendoakan buruk kepada anak-anak
kalian, janganlah mendo`akan buruk kepada harta-harta kalian; janganlah sampai
(doa buruk kalian itu) bertepatan dengan waktu Allah mengabulkan doa, oleh
karenanya Allah akan mengabulkan doa (buruk) kalian tersebut." (HR. Muslim).
Kemudian
Rasulullah SAW juga bersabda:
"Tiga
doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi (kemakbulannya), yaitu doa orang
tua, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang dizalimi." (HR Abu Daud).
-
Doakanlah setiap
kebaikan kepada anak-anak kita walau dalam keadaan marah sekalipun. Bisa jadi
doa kebaikan yang kita panjat saat memarahi mereka diijabah oleh Allah dan
merubah buruknya tingkah laku anak-anak kita menjadi kebaikan dan kesuksesan.
Bukankan kita pernah
mendengar, kalau dulunya Syeikh Abdurrahman As-Sudais, Imam Masjidil Haram saat
ini juga anak yang nakal. Saat kanak-kanaknya, Syeikh Sudais kecil pernah
memasukkan pasir pada makanan yang dihidangkan Ibunya yang baru saja selesai
beliau masak.
Kebayangkan marahnya
bagaimana?
Seharian masak
capek-capek, belum lagi biaya yang dikeluarkan, namun Ibunda Sang Imam adalah
Ibunda yang cerdas.
Beliau tidak marah??
Ya tentunya marah,
namun marahnya dikendalikan kepada ungkapan yang positif yang mengantarkan
Syeikh Abdurrahman As-Sudais menjadi Imam Besar Mesjidil Haram seperti saat
ini. Ya, Allah SWT mengabulkan doa Ibundanya saat marah tersebut, beliau
berucap sambil menahan amarah "Semoga Allah menjadikanmu Imam Mesjidil
Haram".
Bayangkan jika saja
saat itu Ibunda Syeikh Sudais berdoa dengan doa yang jelek dan Allah mengijabahnya.
Mungkin saat ini kita tidak dapat mendengar suara merdu beliau saat mengimami
jutaan jamaah di Masjidil Haram.
-
Wahai para Ibunda…
Doakanlah segala
kebaikan kepada anak-anakmu walau dalam keadaan marah sekalipun.
0 komentar:
Posting Komentar