Senin, 26 Juni 2017

ULAMA SUNNAH ?

Apa benar para Ulama yang mengkampanyekan slogan "kembali kepada Al-quran dan Sunnah" atau lebih mereka kenal dengan "Ulama Sunnah" tidak pernah berbeda pendapat dalam sebuah permasalahan?

Seseorang pernah berkata pada saya: "Dengan kembalinya kita kepada Al-quran dan Sunnah dan meninggalkan mazhab-mazbah yang merupakan sumber perpecahan itu, tentu umat ini tidak lagi akan terpisah-pisah dalam pendapat-pendapat yang berbeda-beda".

Sekilas ini memang terlihat menjadi solusi dari perbedaan yang seringkali dianggap jadi masalah.
-
Namun bagaimana kenyataanya?

Apakah benar, Ulama-Ulama Sunnah (versi mereka) tidak pernah berbeda pendapat satu sama lain dan selalu bersatu?

Anda salah kawan, perbedaan itu adalah fitrah dan bahkan bisa menjadi nikmat. Hal ini tidak akan pernah bisa kita hindari. Namun sekarang yang dibutuhkan adalah bagaimana kita bisa melapangkan jiwa dan dada menerima perbedaan itu. Selama beradasarkan sumber yang sama, dengan istidlal yang benar kita mestilah dapat saling menghormati mesti hasilnya akan berbeda-beda.
-
Anda kenal Syeikh Nashiruddin Al-Albani?
Kenal Syeikh Utsaimin?
Kenal Syeikh Bin Baz?

Ah.. tak saya ragukan lagi, merekah "Ulama Sunnah" yang antum maksudkan?

Tapi antum salah kawan…
Walaupun mereka seperti memiliki manhaj yang sama dan sama-sama mengkampanyekan kembali kepada Al-quran dan Sunnah dan memahaminya seperti pemahaman salaf, namun buktinya ratusan masalah atau mungkin lebih, mereka berbeda di dalamnya.

DR. Said Bin Abdullah Al-Barik dalam bukunya yang berjudul "Al-Ijaz Fi Ba'di Makhtalaf Fihi Al-Albani, wa Ibn Utsaimin wa Ib Baz", beliau mengumpulkan sebagian dari perbedaan-perbedaan pendapat tiga ulama di atas dalam dua jilid buku besar yang menghimpun tidak kurang dari 160 perbedaan pendapat dalam berbagai masalah.
Bukunya bisa di Download di sini https://archive.org/details/efbma

DR. Abdul Ilah Bin Husain Al-Arfaj dalam bukunya yang berjudu " Mafhumul Bid'ah" menghimpun lebih kurang 56 masalah yang terjadi perbedaan di dalamnya antara Syeikh Al-Albani, Syeikh Utsaimin, Syeikh Bin Baz, Syeikh Ibn Jibrin, Syeikh Al-Fauzan dan Al-Lajnah Ad-Daimah.
Bukunya bisa di Downloan di sini https://archive.org/details/mafhoum-albid3a
-
Toh, buktinya mereka masih berbeda pendapatkan??

Terus menyatukan pendapat seperti apa yang antum maksudkan, bahkan mereka yang antum anggap "Ulama-Ulama Sunnah" sendiri berbeda pendapat dalam banyak hal.

Semua ulama yang saya sebutkan di atas adalah Ulama-Ulama Sunnah sebagaimana yang antum yakini. Jika saja benar adanya jika dengan "kembali kepada Al-quran dan Sunnah" sebagaimana mereka pahami akan menghindari perbedaan, kenapa Ulama-Ulama sunnah (sebagaimana yang mereka yakini) di atas masih berbeda dalam beratus-ratus masalah???
-
Ternyata hanya satu jalan keluar untuk keributan ini, lembutkan hati dan lapangkan dada menerima perbedaan. Hindari ta'assub kepada siapapun. Jangan dengan kefanatikan kita kepada seseorang menjadikan kita ta'assub sehingga yang terjadi adalah: "Yang benar itu hanya sebagaimana yang dipahami oleh "Ulama Sunnah" kami dan yang lain salah.

Lah,,, mereka juga berbeda pendapat?

Terus kami harus ikut "Ulama Sunnah" yang mana?

0 komentar:

Posting Komentar