Apa benar para Ulama yang mengkampanyekan slogan "kembali kepada
Al-quran dan Sunnah" atau lebih mereka kenal dengan "Ulama
Sunnah" tidak pernah berbeda pendapat dalam sebuah permasalahan?
Seseorang pernah berkata pada saya: "Dengan kembalinya kita kepada
Al-quran dan Sunnah dan meninggalkan mazhab-mazbah yang merupakan sumber
perpecahan itu, tentu umat ini tidak lagi akan terpisah-pisah dalam
pendapat-pendapat yang berbeda-beda".
Sekilas ini memang terlihat menjadi solusi dari perbedaan yang
seringkali dianggap jadi masalah.
-
Namun bagaimana kenyataanya?
Apakah benar, Ulama-Ulama Sunnah (versi mereka) tidak pernah berbeda
pendapat satu sama lain dan selalu bersatu?
Anda salah kawan, perbedaan itu adalah fitrah dan bahkan bisa menjadi
nikmat. Hal ini tidak akan pernah bisa kita hindari. Namun sekarang yang
dibutuhkan adalah bagaimana kita bisa melapangkan jiwa dan dada menerima
perbedaan itu. Selama beradasarkan sumber yang sama, dengan istidlal yang benar
kita mestilah dapat saling menghormati mesti hasilnya akan berbeda-beda.
-
Anda kenal Syeikh Nashiruddin Al-Albani?
Kenal Syeikh Utsaimin?
Kenal Syeikh Bin Baz?
Ah.. tak saya ragukan lagi, merekah "Ulama Sunnah" yang antum
maksudkan?
Tapi antum salah kawan…
Walaupun mereka seperti memiliki manhaj yang sama dan sama-sama
mengkampanyekan kembali kepada Al-quran dan Sunnah dan memahaminya seperti
pemahaman salaf, namun buktinya ratusan masalah atau mungkin lebih, mereka
berbeda di dalamnya.
DR. Said Bin Abdullah Al-Barik dalam bukunya yang berjudul "Al-Ijaz
Fi Ba'di Makhtalaf Fihi Al-Albani, wa Ibn Utsaimin wa Ib Baz", beliau
mengumpulkan sebagian dari perbedaan-perbedaan pendapat tiga ulama di atas
dalam dua jilid buku besar yang menghimpun tidak kurang dari 160 perbedaan pendapat
dalam berbagai masalah.
DR. Abdul Ilah Bin Husain Al-Arfaj dalam bukunya yang berjudu "
Mafhumul Bid'ah" menghimpun lebih kurang 56 masalah yang terjadi perbedaan
di dalamnya antara Syeikh Al-Albani, Syeikh Utsaimin, Syeikh Bin Baz, Syeikh
Ibn Jibrin, Syeikh Al-Fauzan dan Al-Lajnah Ad-Daimah.
-
Toh, buktinya mereka masih berbeda pendapatkan??
Terus menyatukan pendapat seperti apa yang antum maksudkan, bahkan
mereka yang antum anggap "Ulama-Ulama Sunnah" sendiri berbeda
pendapat dalam banyak hal.
Semua ulama yang saya sebutkan di atas adalah Ulama-Ulama Sunnah
sebagaimana yang antum yakini. Jika saja benar adanya jika dengan "kembali
kepada Al-quran dan Sunnah" sebagaimana mereka pahami akan menghindari
perbedaan, kenapa Ulama-Ulama sunnah (sebagaimana yang mereka yakini) di atas
masih berbeda dalam beratus-ratus masalah???
-
Ternyata hanya satu jalan keluar untuk keributan ini, lembutkan hati dan
lapangkan dada menerima perbedaan. Hindari ta'assub kepada siapapun. Jangan
dengan kefanatikan kita kepada seseorang menjadikan kita ta'assub sehingga yang
terjadi adalah: "Yang benar itu hanya sebagaimana yang dipahami oleh
"Ulama Sunnah" kami dan yang lain salah.
Lah,,, mereka juga berbeda pendapat?
Terus kami harus ikut "Ulama Sunnah" yang mana?
0 komentar:
Posting Komentar