Masa depan sesungguhnya adalah saat nyawa tak lagi
bersemayam di tubuh, jantung tak lagi berdetak dan liang lahat tertutup rapat.
Kalau saja masa depan yang kita pahami sebatas hidup mewah dan punya rumah dan
semua kebutuhan tercukupi, sungguh terlalu singkat itu semua, tapi bangunlah
masa depan itu kokoh dan kekal di Surga nantinya.
Anak adalah aset masa depan yang paling berharga,
mereka bisa menjadi penyelamat masa depan seseorang dari gerogotan api neraka
dengan rahmat Allah, namun ia juga bisa menjadi penyeret mereka yang lalai
dengan masa depan mereka (read: akherat) kepada panasnya api neraka. Seorang
anak bisa menjadi musibah bagi orang tuanya, namun ia juga bisa menjadi rahmat
dan penolong.
-
Seseorang
pernah datang kepada Umar Bin Khatab dan mengadukan anaknya,“Anakku ini
benar-benar telah durhaka kepadaku”.
Umar
Bin Khatab pun berkata kepada sang anak, “Apakah engkau tidak takut
kepada Allah dengan durhaka kepada Ayahmu, Nak? Karena itu adalah hak orang tua”.
“Wahai
Amirul Mukminin, Bukankah anak juga punya hak atas orang tuanya?”.
“Benar, haknya adalah memilihkan ibu yang
baik, memberi nama yang bagus, dan mengajarkan Al-Quran”.
“Demi
Allah, Ayahku tidak memilihkan ibu yang baik untukku. Ibuku adalah hamba sahaya
jelek, berkulit hitam yang dibelinya dari pasar seharga 400 dirham. Ia tidak
memberi nama yang baik untukku. Ia menamaiku Ju’al (sejenis kumbang). Dan dia
juga tidak mengajarkan Al-Quran kepadaku kecuali satu ayat saja.”
Umar
menoleh ke sang Ayah dan berkata, “Engkau mengatakan anakmu telah durhaka
kepadamu tetapi engkau telah durhaka kepadanya sebelum ia mendurhakaimu.
Enyahlah dari hadapanku!”.
Bangun
masa depan dengan memberikan hak-hak anak:
·
Ibu yang baik.
·
Nama yang bagus.
·
Mengajari ilmu agama.
-
Wajah tanpa dosa, menyejukkan dan ngangenin.
Model spesial "Muhammad Ziyad Al Faza",
semoga tumbuh menjadi anak yang sholeh.
0 komentar:
Posting Komentar