Minggu, 18 Desember 2016

APAKAH ALLAH TELAH MENUTUP PINTU HATI KITA?



Coba perhatikan kisah berikut, yang hadits lengkapnya terdapat dalam Sahih Bukhari.

Ketika terjadi perang Yamamah, Umar Bin Khattab mengkhawatirkan hilangnya Al-Quran dengan banyaknya para huffaz yang syahid di medan pertempuran. Maka Umar menemui Abu Bakar As-siddiq dan setelahnya kemudian menemui Zaid Bin Tsabit untuk mengajukan usulan pengumpulan Al-Quran.

Coba perhatikan apa tanggapan Abu Bakar dan Zaid Bin Tsabit pada awalnya, ketika mereka mendengarkan usulan dari Umar Bin Khattab ,"Bagaimana kamu akan melakukan sesuatu yang tidak pernah contohkan oleh Rasulullah SAW?".

Namun apakah berhenti sampai disana saja? Tidak…

Maka terjadilah dialog antara mereka, dan Umar Bin Khattab memberikan hujjah dan pengertian pada Abu Bakar dan Abu Bakar kemudian memberikan penjelasan pada Zaid Bin Tsabit, sehingga Allah SWT melapangkan hati mereka semua dan Al-Quran kemudian dikumpulkan.

---

Coba lihat apa kata Zaid Bin Tsabit ketika awal mendengar usulan Umar," Bagaimana kamu akan melakukan sesuatu yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW". Kemudian apa jawab Umar Bin Khattab "Wallahi, ini adalah sesuatu yang baik".

Ungkapan "Bagaimana kamu akan melakukan sesuatu yang tidak pernah dicontohkan Rasulullah" saat ini begitu masyhur ditelinga kita. Namun kebanyakan orang hanya melihat hadits ini sepotong ini saja tanpa mencoba melihat apa yang dilakukan Umar Bin Khattab selanjutnya, yaitu memberikan hujjah dan alasan.

Jika kita mau mencoba membaca lanjutan haditsnya, maka kita akan mendapati perkataan Umar "Wallahi, ini adalah sesuatu yang baik" setelah semua hujjahnya disampaikan pada Abu Bakar dan Zaid Bin Tsabit.

 ---

Fenomena dewasa ini, kebanyakan orang hanya mencoba memahami hadits ini sepotong-sepotong saja sehingga mereka menutup pintu hujjah bagi orang lain. Namun ada juga sebagian orang yang mencoba membuka jalur diskusi, namun semuanya tetap juga akan kembali pada hujjah sepotongnya" Jika tidak dilakukan Rasulullah, jangan kerjakan, Bid'ah".

Ungkapan "Bagaimana kita akan melakukan sesuatu yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW" ini bukanlah Hujjah mati, namun perlu ditimbang dengan dalil-dalil dan hujjah lain sebagaimana yang dilakukan oleh Umar Bin Khattab, sehingga kita tau apakah hal yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW tersebut boleh dilakukan atau tidak.

Kalaulah seandainya perkataan ini menjadi Hujjah mati dan tidak bisa diberi ampun, tentu Umar Bin Khattab akan ber taraju' dari usulannya karena Hujjah yang diberikan Abu Bakar dan Zaid bin Tsabit adalah hujjah mati. Namun apa yang terjadi akhirnya, mereka menerima hujjah Umar dan akhirnya Umarpun mengungkapkan,"Wallahi,, ini adalah sesuatu yang baik".

---

Hari ini, sebagian orang tidak mau menjadi Abu Bakar dan Zaid Bin Tsabit dengan sempurna saat mendengarkan Hujjah dari Umar Bin Khattab. Walau awalnya mereka menolak karena kekhawatir , namun mereka membuka ruang hujjah bagi Umar dan menimbang semuanya dengan timbangan ilmu hingga Allah SWT melapangkan hati-hati mereka.

Maka jadilah Abu Bakar As-Siddiq dan Zaid Bin Tsabit dengan sempurna, jangan separoh-separoh. Disaat awalnya mereka menolak usulan Umar dan kemudian Allah melapangkan hati mereka dan menerima usulan Umar.

Disaat Abu Bakar dan Zaid Bin Tsabit mau menerima uslulan Umar berkat rahmat Allah dengan dilapangkannya hati mereka, namun saat ini banyak orang yang tidak pernah bisa menerima hujjah dan pendapat orang lain walaupun dengan hujjah yang sangat kuat sekalipun.


Apakah hal ini pertanda bahwa Allah SWT telah menutup pintu-pintu hati kita??? Wallahualam…

0 komentar:

Posting Komentar