Minggu, 18 Desember 2016

GURU MENGAJI


Ada kesan di mata masyarakat, menjadi guru mengaji adalah pekerjaan yang dipandang sebelah mata. Bahkan tak jarang mereka dianggap pengangguran yang tak bermanfaat bagi masyarakat.

Secara umum, mindset masyarakat dipaksa untuk menjadikan standar kesuksesan seseorang adalah ketika ia menjadi PNS. Sehingga ketika seseorang menjadi guru mengaji ada kesan bahwa ia adalah orang yang gagal.

Secara hitung-hitungan Matematika, masyarakat benar. Seorang pegawai akan mendapatkan aliran gaji bulanan, tunjangan bulanan, tunjangan hari raya, gaji 13, tunjangan transportasi, tunjangan makan dan tunjangan-tunjangan lainnya. Dengan kata lain seorang pegawai punya persediaan uang yang cukup untuk hidup di masa depan.

Bagi guru mengaji, boro-boro dapat uang gaji bulanan, bahkan sekali setahun saja kadang tidak. Bagaimana mereka akan mendapatkan gaji, kadang malah mereka berkorban harta untuk bisa tetap mengajar mengaji.

Orang tua lebih tertarik pada pendidikan yang menghasilkan uang. Les bahasa inggris 2 juta perbulan, biasa. Les matematika 1,5 juta perbulan, ringan. Les fisika 1 juta perbulan, kecil. Karena terawangan mereka telah jauh kedepan, " Kalau anak saya bisa Bahasa Ingris, pintar Matematika dan pintar Fisika, peluang kerjanya akan mudah dan bisa kaya".

Namun ketika uang iuran bulanan TPA yang hanya sepuluh ribu rupiah jatuh tempo, kadang mereka dengan enteng mengatakan," Katakan pada ustadznya, ngutang dulu". Subhanallah.

Kenapa bisa demikian? Karena mengaji bagi sebagian orang tua hanya sekedar pelepas tanggung jawab pada anak agar dapat memperoleh ijazah khatam Al-quran untuk kemudian dijadikan syarat melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama, karena sekolah-sekolah favorit mensyaratkannya. Dan kahir-akhirnya juga uang.

Mendidik anak agar menjadi anak yang cerdas, berpendidikan tinggi dan bekerja yang layak adalah sesuatu yang sangat bagus. Namun jangan kita lupa, semua hal tersebut akan kita tinggal selepas berakhirnya masa hidup di dunia. Akhirnya yang dapat kita bawa ke kubur nantinya hanyalah nilai-nilai rohani dan cadangan amal dari mengaji dan kesinambungan dari nilai-nilai didikan subuh kita dan anak-anak kita dulunya.

Menjadi guru mengaji adalah pekerjaan yang paling mulia. Guru mengaji adalah orang yang paling banyak pahalanya disisi Allah yang tidak akan putus-putus.

Jika seorang guru mengaji mengajarkan satu surat Al-Fatihah saja pada seseorang, maka setiap kali orang tersebut sholat dan membaca surat Al-Fatihah, maka bagian pahala bagi sang guru mengaji akan ikut mengalir. Kemudian jika ia mengajarkan pada orang lain, maka sang guru mengaji juga akan mendapat ercikan pahalanya. Begitulah hingga hari kiamat. Mereka akan mendapatkan turunan pahala bak MLM yang marak saat ini.

Itu baru satu surat Al-fatihah, bagaimana kalau seorang guru mengaji mengajari Al-quran 30 juz penuh.

Memang secara hitung-hitungan matematika Manusia mereka akan kalah telak, tapi jika dipakai hitung-hitungan Matematika Allah, mereka menang jauh dari pekerjaan-pekerjaan yang lain. Karena ketahuilah, hitungan-hitungan hanya akan dipakai di dunia, sedangkan hitung-hitungan Allah akan dipakai di dunia dan akhirat.
-
Semoga rahmat dan karunia_Nya tetap tercurah kepada para guru mengaji dan guru-guru TPA kita yang telah mengajari Al-Quran dari Al-Fatihah hingga An-Nas dulunya.

Jika ada waktu, sempatkanlah mengunjungi mereka dengan pangkat dan gelar yang kita pegang saat ini. Dengan kedatangan kita, prestasi kita, jabatan kita yang ada saat ini dan kita menceritakan itu semua pada mereka, katahuilah tidak ada kebahagian yang mereka rasakan kecuali melihat prestasi dan keberhasilan kita.

Dan ketahuilah, mereka para guru mengaji tidak akan pernah meminta balas jasa. Hanya satu yang akan mereka harapkan dari kita yaitu doa dan permohonan ampun untuknya dalam sujud-sujud kita.

Mari kunjungi dan bersilaturahmi pada guru mengaji.


Selamat Hari Guru

0 komentar:

Posting Komentar