Aksi 411 lalu mejadi saksi
bahwasannya umat islam Indonesia begitu mencintai agama dan para ulamanya.
Hanya orang-orang yang "telat mikir" lah yang mau dan berani mengatakan
mereka ikut Aksi 411 karena dibayar. Apa anda mampu membayar masa segede itu?
Makan, transport, penginapan, dan segelanya, yang mereka datang bukan hanya
dari Jakarta, namun dari seluruh penjuru tanah air. Yuk coba mikir yang benar…
Saya begitu terharu mendengar
penjelasan Imam Besar Mesjid Istiqlal KH. Nasaruddin Umar ketika mencoba mendiskripsikan
begitu besarnya jumlah umat muslim yang berkumpul di Mesjid Istiqlal saat itu.
" Pengalaman kami di
Istiqlal Bapak dan Ibuk sekalian, seumur hidup Istiqlal, tidak pernah dihuni
oleh masa seperti itu. Semua lantainya, seandainya atapnya Istiqlal bisa
didaki, penuh semuanya.
Yang lucu saya katakan, itu
space imam shaf di depan, lima lantai penuh. Jadi imamnya di belakang makmum.
Saya katakan, bagaimana itu?. Udah anggaplah ini Makkah ( karena darurat ). Masyaallah,,,
masyaallah,,, subhanallah.
Padahal perhitungan kita di
Istiqlal kalau penuh di ruangannya, seratus dua puluh ribu. Nah kalau itu
sampai bawahnya, bisa sampai dua ratus ribu. Kalau empernya sayap kanan dan
sayap kiri penuh, itu dua ratus lima puluh ribu. Nah kalau sampai ke tempat parkir
pun dipakai, itu sampai tiga ratus ribu.
Saya naik ke menara mesjid
setelah sholat jumat itu Bapak dan Ibuk, saya naik ke menara mutar-mutar jalan
kaki. Penuh itu di dalam Mesjid Istiqlal. Ketika mau keluar, sampai lantai tiga
belum turun, tapi sudah mentok tak bisa keluar. Mau lewat saja manusia itu
nggakk bisa. Ya Allah, merinding saya bapak ibu, bukan main, Masyaallah.
Hari rabu malam sudah ada yang
datang dari Makasar tujuh ribuan orang…. Saya bertanya terus dengan kawan-kawan
panitia. Yang makan malam disediakan sekitar 13.000 orang. Trus belum sampai makanannya
dipesan, sudah ada tambahan jamaah sekitar 20.000 orang. Saya khawatirnya
kelaparan terus tidak ada yang makan.
Tapi ini diluar dugaan, ini
ada suatu keajaiban. Justru kami hanya persiapkan dua puluh ribu roti dan
minuman itu, ternyata lebih banyak lagi yang datang dari yang saya perkirakan.
Namun dua hari setelah demo, itu masih ada satu gudang yang belum pernah
dijamah berisi air aqua.
Ternyata, orang berbondong-bondong
bikin dapur umum di Istiqlal. Majelis-majelis taklim di DKI Jakarta berbondong-bondong
membuat dapur umum di Istiqlal. Sarapan pagi yang kami khawatirkan akan kurang,
ternyata melimpah ruah di Istiqlal saat itu, Masyaallah,,, subhanallah ".
Itu potongan penjelasan dari KH. Nasharuddin Umar ketika pertemuan dengan MUI
setelah Aksi damai 411 beberapa waktu lalu.
Masyaallah, saya yang menyaksikan Aksi ini dari
jauh, merinding melihat ratusan ribu umat islam berkumpul dibawah komando para
Ulama. Saya yakin dan optimis, kebangkitan islam tidak lama lagi akan kembali
kita raih di bumi Indonesia. Ini tidak terlepas dari peran para ulama kita yang
begitu hebat.
Ulama Indonesia adalah para
ulama yang hebat. Mencintai dan mendukung mereka adalah suatu kewajiban. Mari
kita raih kebangkitan itu dengan bergandeng tangan dengan para Ulama. Pegang
erat tangan mereka dan melangkahlah. Dengan izin Allah, kemenangan itu akan
kita gapai.
0 komentar:
Posting Komentar