Membaca
pemberitaan akhir-akhir ini membuat hati saya ngilu-ngilu nyeri dengan keadaan
Negri ini. disamping begitu banyaknya masalah dalam negeri, ternyata pemerintah
masih mengimpor berkontainer-kontainer masalah dari luar. Sulit bagi saya untuk
berhusnuzhan kepada pemerintahan yang berkuasa saat ini.
Melihat
realita ini semua, membuat saya kembali mencoba kembali menelisik dan membaca
sejarah Negeri ini.
Sewaktu
saya duduk di bangku Sekolah Dasar dulunya, yang saya tau Indonesia dijajah
oleh Belanda selama 350 tahun. Akhir-akhir ini ada yang membantah kalau angka itu terlalu berlebihan. Namun setelah saya
memahami betul-betul maksud angka 350 itu, saya berani menyimpulkan angka tersebut
tidak salah.
Memang
benar, penjajahan secara fisik yang dilakukan Belanda pada rakyat Indonesia
tidaklah selama 350 tahun, akan tetapi awal mula datangnya Belanda ke Indonesia
adalah dengan menguasai perdagangan Indonesia. Pada saat ini sebenrarnya
Belanda menjajah Indonesia secara ekonomi.
Dan
saya merasa inilah yang telah terjadi kembali pada Indonesia saat ini. Kita
telah kembali dijajah dalam perekonomian oleh China yang merupakan pintu masuk
untuk menguasai secara totalitas kedaulatan Negara ini.
Mari
kita coba kembali melihat sejarah Bangsa ini dan coba kita samakan dengan
keadaan Bangsa saat ini dengan adanya China di Indonesia. Jangan sekali-kali
melupakan sejarah dan jangan sekali-kali kita penha jatuh kedalam lubang yang
sama.
Pada
tahun 1511, Portugis menguasai Malaka yang merupakan sebuah emporium yang
menghubungkan perdagangan antara India dan China. Pada tahun 2016, pulau
reklamasi di Jakarta dikuasai oleh Aseng-Aseng China dan Sembilan naga raksasa
memulai membangun kekuatan-kekuatan melaui perusahanaan-perusaannya.
Pada
tahun 1512, Portugis membangun benteng pertahanannya di Ternate yang menjadi
awal mula pembangunan kekuasaanya di Indonesia. Pada tahun 2016, di Kalimantan
Barat terdapat sebuah perusahaan China yang tidak bisa dimasuki oleh TNI sekalipun.
Apakah itu merupakan benteng pertahanan mereka di Indonesia saat ini sehingga
sulit di jangkau??
Pada
tahun 1602 Belanda mendirikan VOC, sebuah perserikatan dagang
perusahaan-perusahan Belanda. VOC bahkan boleh menjalankan perang dan diplomasi
jika daerah tersebut strategis untuk diduduki. Pada Era pemerintahan saat ini
antara 2014-2016, berdiri Sembilan Naga besar yang menguasai perekonomian dan
perdagangan dalam Negara ini.
Maka
dari tahun 1619 sampai 1684, VOC menjadi Negara dalam Negara di Indonesia yang
dipimpin oleh dua orang Gubernur Jan
Pieterszoon dan Cornelis Speelman. Pada masa dua gubernur ini, beberapa
pelabuhan di pulau Jawa diserahkan pada VOC.
Pada tahun 2015, Jakarta dipimpin oleh seorang Gubernur yang berdarah
asli China dan kembali ingin berkuasa pada periode ke dua. Pulau reklamasi yang seharusnya menjadi hak
anak bangsa diberikan pada Aseng-Aseng China.
Seabad
setelahnya, Belanda mencoba melakukan konsoliasi kekuasaan dari Sabang sampai
Merauke dan itu tidak mudah. Belanda mendapatkan begitu banyak perlawanan
seperti Perang Paderi, Perang di Ponegoro, Perang Aceh dan lain-lain. Apakah
perlawanan seperti ini akan kembali terjadi di tubuh Bangsa ini?
Melihat
kesamaan-kesamaan ini saya mulai khawatir bahwasannya usia kemerdekaan
Indonesia tidaklah akan lebih dari satu Abad jika keadaan semacam ini tidak
dengan segera di tindak lanjuti oleh orang-orang yang merasa cinta dengan Tanah
Air ini.
Bahkan
secara tidak lansung sebenarnya kita telah kembali dijajah sebagaimana VOC awal
mulanya menjajah Indonesia. Begitu banyak perusahaan-perusahaan asing tegak
kokoh di Indonesia, bahkan TNI saja tidak bisa menembusnya.
Tulisan
ini bukan untuk maksud memprovokasi siapapun. Ini hanyalah bentuk kekhawatiran
dan kecintaan saya pada Negeri tercinta ini. Selaku anak bangsa yang cinta
tanah air, saya dan kita semua mesti mengkhawatirkan keadaan Bangsa ini. Karena
kalau bukan kita yang menjaganya siapa lagi ???
Bangsa
ini bukanlah hanya untuk kita hidup saat ini saja, sebab mereka yang hidup saat
ini tidak lama lagi akan mati dan kembali ke pangkuan Rab nya. Tapi Negara ini
mesti kita wariskan pada generasi selanjutnya dengan tetap dalam keadaan aman
dan tenang. Jangan sampai, generasi setelah kita menganggap kita sebagai mereka
yang gagal dalam mempertahankan kemerdekaan Negara ini di saat dulunya nenek
moyang kita bertumpah darah dalam memperjuangkan Negara ini agar merdeka dari
penjajahan.
Sekarang
relakah kita kemerdekaan itu runtuh di tangan kita ?.
0 komentar:
Posting Komentar