Peremajanisasian
seorang pemuda telah menjadikan diri pemuda tidak produktif dan senantiasa
menunggu masa yang pas untuk berkarya dan berbuat. Mereka senantiasa menunggu
masa matang untuk mau berbuat. Akhirnya sifat ini menjadikan manusia-manusia
yang semesti bisa berbuat banyak tidak bisa menhasilkan apa-apa.
Atau seseorang yang
berpikir, masa muda adalah masanya untuk bersenang-senang dan masa tua adalah
waktunya untuk bekerja.
Namun lupakah kita,
bahwa pemuda-pemuda islam pada zaman yang diberkahi telah menjadi orang-orang
yang sangat berpengaruh di dunia islam pada saat mereka masih berusia sangat
muda dan sangat muda.
ABDURRAHMAN
AN-NASIR. Pada usia 21 tahun, ia telah memimpin Andalusia, pusat kekuasaan Islam
saat itu. Sejarah mencatat, pada era kepemimpinan Abdurrahman An-Nasir,
Andalusia mencapai masa keemasannya. Ia menjadi pengambil keputusan dalam
berbagai urusan kenegaraan. Dari tangannya muncul kebangkitan-kebangkitan
keilmuan yang selama ini terhenti. Maka saat itu Andalusia menjadi Negara yang
sangat kuat, sehingga daerah kekuasaan Andalusia saat itu meluas hingga ke
daratan Eropa
Atau
pernahkah kita mendengan seorang pemuda yang pernah di ceritakan oleh
Rasulullah akan lahir dimana tidak aka nada yang bisa menaklukkannya keculai
dibawah pimpinan pemuda ini. ialah Muhammad al faith, pada usia yang masih
menginjak 22 tahun telah Menakhlukkan konstatinopel ibu kota kerajaan bizantium
yang tak ada satupun dari raja dan tentara yang sebelumnya yang bisa
menakhlukkannya. Ialah sebaik-baik panglima perang yang pernah diceritakan
Rasulullah saw dan ingat ia saat itu masih berusia 22 tahun.
Atau
pernahkah kita mendengan seorang yang di percaya memimpin sebuah pauskan perang
yang di dalam pasukan tersebut berdiri orang-orang yang sangat disegani dan
dekat dengan Rasulullah saw ialah Usamah bin ziyad. Seorang pemuda yang masih berumur 18 tahun telah memimpin pasuka
muslimin yang pada saat itu di antara pasukann yang di pimpinnya ada pada
sahabat senior seperti Abu Bakar, Umar yang merupakan semulia-muliah tentara
islam. Namun semnagtnya dan kegagahannya mendapatkan kepercayaan dari
orang-orang yang mulia dan dicintai Rasulullah.
Ataukah
kita pernah mendengar seorang pemuda yang bernama Muhammad Alqosim yang pada
umur 21 tahun telah menakhlukkan Negara ( السند) , dan ia merupakan
pemimpin pasukan terbesar pada masanya
Ataukah
kita pernah mendengar seorang pemuda yang bernama Saad bin Abi Waqos yang pada
umurnya yang ke 17 tahun telah dinobatkan sebagai orang yang pertama kali menggunakan
panah jihad di jalan Allah.
Ataukah
kita pernah mendengar seorang pemuda yang bernama Al arqom bin Abi Al Arqom
yang pada umurnya yang ke 16 tahun telah menjadikan rumahnya sebagai tempat
tinggal nabi dan tempat dakwah pertma sekali selama 13 tahun berturut-turut.
Ataukah
kita pernah mendengan seorang pemuda dengan semangat jidanya mejdai orang yang
pertama kali menghunuskan pedang di jalan allah. Ialah Zubair bin Awam, yang pada saat itu masih sangat muda, ia berumur 15
tahun . bukan hanya itu ia juag dinobatkan sebagai jubirnya Rasulullah SAW
dalam urusan perpolitikan dan kenegaraan. Ingat saat itu Zubair bin Awam adalah
seorang pemuda yang sangat belia.
Ataukah
kita pernah mendengar cerita dua orang remaja tangguh yang ikut bergabung dalam
pasukan muslimi dalam perang badar. Ialah muaz bin ammru bin al jumuh seorang
remaja berumur 13 tahun dan Muawwaz bin 'Afra' yang masih berumur 14 tahun.
Saat memasuki barisan kaum muslimin dan berhadapan dengan musuh, hal yang
pertama yang mereka tanyakan adalah mana yang namanya Abu jahal dan mereka
ingin membunuhnya. Mungkin saat itu sebagian sahabat yang ikut bergabung tidak
mempercayai dua orang anak kecil ingin membunuh seorang yang sangat kuat dan
terpaut umur yang sangat berbeda dengan mereka. namun berkat izin Allah mereka
berhasil merenggut nyawa musuh isalam terbesar itu hingga Abu jahal mati di
tangan mereka berdua.
Atau
kita kenal dengan Zaid bin sabit yang pada umur 13 tahun. Menjadi penulis wahyu dan
mempelajari bahasa suryaniyah dan yahudiah dalam 17 malam. Kemudian menjadi
penerjemahnya rasulullah dan penghaal al-quran dan mengumpulkan semua Al quran.
Awalnya ia minta izin kepada ibunya agar diizinkan ikut berperang. Namun ibunya
kemudian mengantarkannya menemui rasulullah agar diizinkan untuk ikut
berperang. Namun rasulullah tidak mengizinkannya karena masih sangat belia.
Akhirnya ibu zaid bin stabit meminta sesuatu yang mungkin bisa dilakukan
anaknya namun pahalanya sama dengan pahala jihad di jalan Allah. Akhirnya
rasulullah memintanya agar menuntut ilmu mempelajari bahasa suryani dan yahudi
yang dikenal sebagai bahasa yang sangat sulit sampai orang-orang yang pergi
berjihad pulang. Namun zaid bin tsabit tidak butuh waktu lama. Hanya butuh
waktu satu minggu ia bisa menguasa kedua bahasa itu dengan sempurna.
Inilah
contoh pemuda-pemuda yang bercahaya dimasanya. Mereka tidak ada menjadikan masa
untuk bersenang senang sebagaimana banyak anggapan pemuda zaman ini. namun
kehidupan mereka penuh karya dan pengabdian sehingga sejarahpun mencatat ditinta
emasnya pengorbanan dan pengabdian mereka.
Jika
kita berharap tinta emas akan menuliskan setiap jejak langkah kita, maka
berbuatlah dari sekarang. Karena semua kita berhak mendapatkan goresan tinta
emas itu, namun sanggupkan kita menggoseskannya sehingga akan dikenang dan di
tauladani setiap orang setelah kita.
Kitalah
pelaku sejarah yang sesungghunyanya. Jadikanlah setiap usaha kita memberikan
bekas dan pengaruh bagi orang lain. Jangan sampai sepeninggalan kita hanya dua
saja kata yang tertulis kenangan tentang kita yaitu tulisan nama dan tahun
wafat pada batu nisan.
Ingat
segeralah berbuat, karena masa muda adalah masamu yang sebenarnya.
0 komentar:
Posting Komentar